Got My Cursor @ 123Cursors.com

Kamis, 10 November 2011

Kenalilah Potensi Anak sejak Dini

Setiap anak memiliki cara pembelajaran yang berbeda dalam memahami sesuatu. Dengan mengenalinya, anak-anak bisa diarahkan untuk mendapat pembelajaran sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Kemampuan seorang anak bisa dideteksi sejak dini. Dengan metode/i/iger print analysis atau analisis melalui 10 sidik jarinya, orang tua bisa mengetahui bakat apa yang dimiliki anaknya. Demikian diungkapkan Leonardus Eko Widjajanto, Executive Director dan COO PT Brain Child Learning Indonesia, sebuah lembaga yang menganalisis kemampuan otak anak.
Para ahli di bidang ilmu dermatoglyphics (ilmu yang mempelajari pola sidik jari) dan kalangan neuro-anato-iiii (kedokteran anatomi tubuh) telah menemukan fakta bahwa pola sidik jari bersifat genetis dan telah muncul ketika janin masih dalam kandungan. Pola guratan-guratan kulit padasidik jari, yang dikenal sebagai garis epidermal, temyata memiliki korelasi dengan sistem hormon pertumbuhan pada sel otak yang sama dengan faktor garis epidermal.
Dalam kesempatan pembukaan cabang Brain Child Learning (BCL) di Ruko Graha Park View, Jalan Boulevard Timur, Kelapa Gading, Sabtu (8/5) lalu, dihadirkan principal BCL asal Singapura, Jason Teo. Jason mengatakan BCL memiliki tiga metode, pertama, menemukan potensi dan bakat bawaan anak lewat sidik jarinya. Tingkat akurasi alat yang terhubung dengan komputer ini mencapai 95 persen.
Setelah menemukan potensi dan bakat bawaan anak, metode selan -jutnya adalah meningkatkan potensi dan bakat anak. Tujuan metode itu adalah meningkatkan memori dan konsentrasi anak. Dengan metode ini, kreativitas dan kemampuan improvisasi anak bisa meningkat
Lalu metode terakhir yang dikenal dengan nama Smart Class memiliki tujuan melepaskan dan menguatkan potensi dan bakat bawaan anak. Selain meningkatkan emosi, di dalam metode ini anak diajarkan keseim-bangan emosi
Menurut lason, usia tiga hingga 18 tahun merupakan masa yang tepat untuk menganalisis kemampuan anak. Pasalnya, usia tiga tahun adalah usia menjelang preschool dan otak sedang berkembang pesat Sementara pada usia 18 tahun sel otak mengalami perlambatan pertumbuhan dan berhenti tumbuh. Selain itu, usia 18 tahun merupakan masa penentuan memilih jurusan kuliah setelah lulus SMA.
Cara Berbeda
Selain harus mengetahui potensi dan bakat bawaan anak, cara pengajaran tak kalah penting. Jason menuturkan banyak orang tua dan guru yang tidak tahu bahwa setiap anak memiliki cara pembelajaran yang berbeda, bergantung pada sifat si anak. Ada anak yang bisa cepat menangkap pelajaran dengan cara banyak bergerak atau kinestetik. Anak tipe ini pada dasarnya suka bergerak.
Lalu ada anak yang bisa belajar dengan cara mendengar atau auditor}. Anak tipe ini memiliki sifat kalem dan tidak banyak bergerak dan cukup mendengar bisa memahami materi. Lalu tipe terakhir adalah tipe anak yang mengerti materi dengan visual atau melalui gambar. Karena itu, penting juga para guru dan orang tua memiliki pengetahuan tentang cara kerja otak anak.
Leonardus menjelaskan saat ini banyak orang tua dan guru yang kesulitan berinteraksi dengan anak sehingga meminta anak untuk belajar bukanlah hal yang mudah. Tidak jarang pula orang tua memaksakan anaknya mengikuti kegiatan les yang tidak diminati anak.
Menurut Leonardus, bukan berarti anak tidak boleh belajar hal-hal lain di luar bakat yang ia miliki. Namun sebaiknya orang tua mengarahkan anak ke bidang yang sejalan dengan potensi dan bakat yang dimilikinya. wan/L-1

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews